Singapore Technology Kinetics yang di singkat STK ULTIMAX, inilah jawaban pamungkas Singapura atas kecemasan terhadap pertahanan negaranya. Diracang seringan mungkin, bobotnya yang hanya 6,8 kg ketika di muati 100 peluru memang sangat cocok untuk pos tur asia. Menganut prinsip constant recoil, Ultimax memiliki akurasi jempolan dan mudah di kontrol untuk ukuran senjata dikelasnya. Namnjangan dikira ketika baru lahir Ultimax sudah sempurna.
Varian uMk.1 yang lahir pada 1982 hanya dilengkapi laras yang tidak bisa di ganti dan mode penembakan hanya semi-full outo. Sistem feed peluru pun masih menganut sabuk rantai yang rawan macet.
Kelemahan ini baru diperbaiki pada varian MK.3 yang dapat diganti larasnya plus mode penembakan yang sudah menganut safe semi-full auto. Mulai varian Mk.3 pula di perkenalkan Ulimax para dengan panjang laras Cuma 330 mm plus magasin drum yang mengingatkan sekilas kepada senjata buatan Blok Timur.
Ultimax sendiri sempat mencuri perhatian ketika USMC mengadakan kontes untuk mencari kandidat senapan mesin regu. Merasa punya kans, STK membuat versi khusus Ultimax Mk.4 yang dilengkapi dengan adaptor sehingga mampu memakai magazen M16 atau Beta C-Mag 100 Peluru tanpa perlu di modifikasi tambahan. Hasil test menunjukan performa yang sangat superior. Ultimax mampu di tembakkan di tengah-tengah rendaman lumpur sama halnya dengan ak-47 . Akurasi pada penembakan semi otomatik juga mampu membuat grouping yang sama dengan senapan serbu. Sayanya, pertimbangan politis membuat Ultimaz harus mengangkat bendera putih pada M249 SAW yang memang mede in USA
Negara Pemubuat
Singapura
Kaliber
5,56 x 45 mm
Kapisatas
100 Peluru (drum) ; 30 Peluru (Magasen M16)
Mekanisme
Gas Operated, Rotaring Bolt
Berat
4,9 Kg (unloaded versi standar)
Rate of Fire
400 - 600 rpm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar