Langusta WR-40 bisa diproduksi dalam bentuk baru bisa juga upgrade langsung dari BM-21, yang umumnya sudah uzur warisan pembelian eks-Uni Soviet/pakta warsawa.
Upgrade BM-21 ongkosnya sekitar separo dari beli baru WR-40 Langusta. Berpenggerak 6×6 Langusta tangguh dalam cross country, lagian bobot tempurnya berkisar 18-20 ton. Masih feasible untuk topografi alam dan konstruksi jalan di Indonesia. WR-40 bobotnya lebih ringan dari RM-70 karena lebih pendek dan lebih sederhana. RM-70 berpenggerak 8×8 dan memiliki autoloader yang berisi roket suplai yang terletak antara peluncur dan kabin. Jadi jika roket yang ada di dalam tabung launcher telah kosong, bisa secara otomatis diisi kembali dengan roket yang di dalam autoloader secara mekanis. Sedangkan WR-40 untuk pengisian ulang roket ke dalam tabung launcher sepenuhnya manual dari unit kendaraan pendukung yang membawa roket.
Durasi pengisian ulang roket ke dalam 40 tabung peluncur memakan waktu sekitar 7 menit. Langusta bisa diawaki 4 hingga 6 prajurit, bermesin diesel 350 daya kuda Iveco Aifo Cursor 8. Chasisnya menggunakan platfom truk Jelcz P662D.35G-27 6×6. Tekanan angin dalam ban kendaraan dikendalikan secara terpusat dari ruang kabin sehingga mudah disesuaikan dengan kondisi jalan dan medan. Hulu ledak artileri roket umumnya adalah jenis HE-fragmentation dan AP (armour piercing) tetapi bisa juga dimuati ranjau anti personel untuk ditanam ke medan tempur menghambat gerak maju pasukan infanteri lawan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar