Rabu, 04 Mei 2011

Hummel 150mm Self-Propelled Howitzer

Hummel 150mm Self-Propelled Howitzer

Pengalaman pasukan Jerman dalam Operation Barbarossa menunjukkan bahwa pasukan Jerman membutuhkan lebih banyak dukungan artileri bagi pasukan tank mereka. Mengingat pasukan tank selalu bergerak dengan dinamis, maka tentu saja dukungan artileri bagi pasukan tersebut tentu saja akan lebih efektif jika dilakukan oleh unit-unit self-propelled gun; sementara pada saat itu pasukan Jerman kekurangan self-propelled gun yang memadai.

Pada tahun 1942 Jerman pun merancang kendaraan tempur artileri yang baru. Semula direncanakan akan menggabungkan howiter IeFH17 kaliber 105mm dengan rangka tank Panzer III. Namun kemudian diputuskan untuk menggunakan senjata yang lebih besar, yaitu howitzer sFH 18 L/30 kaliber 150mm (yang memiliki jarak tembak maksimum lebih dari 13 km). Tetapi senjata yang lebih berat membutuhkan rangka yang lebih kuat pula, dan akhirnya diputuskan untuk menggunakan rangka Geschutzwagen III/IV (kendaraan yang khusus dicpitakan sebagai rangka self-propelled gun atau tank destroyer. Menggunakan banyak komponen dari Panzer III dan Panzer IV. Rangka kendaraan ini ini juga digunakan oleh tank destroyer Nashorn).

Hummel diawaki oleh enam orang. Selain howitzer kaliber 150mm dengan 18 butir amunisi, self-propelled howitzer ini juga dipersenjatai dengan senapan mesin MG34 kaliber 7,92mm sebagai sarana perlindungan diri. Karena hanya mampu membawa amunisi 150mm dalam jumlah terbatas, unit-unit Hummel bisa diikuti oleh kendaraan pengangkut amunisi. Kendaraan pengangkut amunisi itu sendiri adalah Hummel yang tidak dipersenjatai dan dengan lapisan baja lebih tebal. Tercatat sekitar 714 unit Hummel dan 150 unit kendaraan pengangkut amunisi yang diproduksi pada tahun 1942-1944.

Self-propelled howitzer ini pertama kali digunakan dalam Battle of Kursk dan kemudian digunakan hampir di semua front pertempuran yang melibatkan Jerman. Pasukan Jerman menyukai Hummel karena memiliki ruang yang cukup bagi semua awaknya dan kemampuan mobilitas yang cukup tinggi untuk mengikuti gerak maju pasukan tank.

Setelah Perang Dunia II, Rusia merebut sejumlah Hummel dan menggunakannya hingga akhir tahun 1940-an. Beberapa unit Hummel tersebut kemudian diberikan kepada Rumania dan memperkuat militer Rumania sampai tahun 1954.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar