Jumat, 25 Maret 2011

KRI Birang ( 831)

KRI Birang ( 831)

KRI Birang adalah kapal perang jenis kapal patroli cepat dengan tipe C 40. Dengan material serat kaca (fiberglass),KRI Birang dibuat 2008 di Fasharkan Mentigi, Lantamal IV Tanjung Pinang. Namun baru diresmikan oleh Panglima TNI tanggal 26 Januari 2010.

Kecepatan maksimun kapal tersebut hanya mencapai 29 knot, Sementara itu, untuk kecepatan jelajah, KRI Birang hanya 26 knot dengan kapasitas tangki BBM sebanyak 35 ribu liter. Untuk aksi radius jarak jelajah cepat 30 knot membutuhkan waktu 2 hari, sedangkan jelajah 20 knots memakan waktu 4 hari.

spesifikasi

Panjang : 40 Meter
Awak : 20 Personel
Senjata : 1. kanon Kaliber 25 mm
2. 2 ( dua ) buah senjata mesin kaliber 12,7 mm

Kogata Type 73

Kogata Type 73

Kendaraan ringan serbaguna Kogata Type 73 dikembangkan oleh Mitsubishi Motor berdasarkan kendaraan komersial Mitsubishi Pajero. Kogata Type 73 secara resmi dikenal sebagai truk 1/2 ton di Pasukan Beladiri Jepang. Kendaraan diproduksi secara komersial pada tahun 1996.

Kapasitas muat Kagota 440 kg, berpenumpang lima orang pasukan berikut satu orang pengemudi. Kogata mempunyai berat dalam keadaan kosong 1,94 ton, panjang 4,14 meter, lebar 1,76 meter dan tinggi 1,97 meter.

Kogata bermesin diesel berkekuatan 123 Hp buatan Mitsubishi dengan sistim transmisi automatis atau manual. Kendaraan mampu dipacu hingga 135 km/jam. Atap kendaraan dari jenis soft top dan kaca depan yang dapat dilipat sebagai standar.

Kendaraan dapat dipersenjatai dengan berbagai variasi senjata, termasuk senapan mesin dan peluncur rudal anti tank.

Minggu, 20 Maret 2011

SMART EAGLE II - ELANG MEKANIS SERBA BISA

SMART EAGLE II - ELANG MEKANIS SERBA BISA

Selaku wahana pengamatan berjarak jangkau menengah Smart Eagle II (selanjutnya disebut SE-II) pertama kali muncul di depan publik pada penghujung tahun 2005. SE II merupakan salah satu komponen dari seperangkat sistem pengamatan via udara tanpa awak yang terdiri atas wahana udara (air vehicle), muatan (payload), dan stasiun pengendali (ground control station).

Dimensi fisik SE II adalah sebagai berikut. Panjang badan total mencapai 3,6 meter sementara lebar rentang sayap 4,8 meter dan tinggi (dari permukaan tanah hingga ujung sirip ekor) sekitar satu meter. Dengan bobot kosong 65 kilogram dan bobot maksimum tinggal landas (maximum take-off weight) 100 kilogram, SE II sanggup terbang selama hampir enam jam seraya mengusung beban muatan seberat 20 kilogram. Tempo terbang ini mencakup dua jam untuk menuju dan pulang dari tempat operasi serta empat jam untuk beraksi. Bermodal bahan bakar bensin sebanyak 20 liter, SE II dapat terbang sejauh 150 kilometer dan setinggi 30 kilometer dengan kecepatan jelajah normal (cruise speed) 120 kilometer per jam. Namun dalam kondisi darurat kecepatan terbang SE II dapat digenjot hingga 150 kilometer perjam agar bisa menjangkau lokasi sejauh 300 kilometer.

Kinerja
SE II dapat dimodifikasi agar sanggup mengusung aneka jenis muatan yang disimpan dalam ruang pada bagian tengah bawah badan pesawat berdiameter 26 sentimeter. Muatan dapat berupa seperangkat kamera pengamat berstabilisator giro (gyro-stabilized device) dan sarana tayang hasil pengamatan. Skala perbesaran optis tampilan obyek bidik (zooming optical scale) kamera ini 25 kali. Jika perlu arah bidik kamera dapat dilengkapi alat penjejak sasaran yang dipandu sinar laser (laser beam range finder) berjangkauan 10 kilometer. Atau bisa juga berupa seperangkat kamera pengamat berstabilisator giro dan sensor citra termal (thermal image sensor) yang juga dibantu alat penjejak sasaran berpanduan sinar laser. Berkat keduanya, SE II mampu mendeteksi satu obyek berukuran empat meter persegi dalam jarak tiga kilometer.

Segala gerak gerik SE II dikendalikan oleh dua operator di stasiun pengendali. Operator pertama mengatur olah terbang dan operator kedua mengoperasikan perangkat pengamat. Komunikasi umum antara SE II dengan stasiun pengendali dilakukan lewwat alat komunikasi tanpa kabel (wireless communication device) yang bekerja pada frekuensi 2,4 Giga Hertz. Untuk mengirim sinyal perintah operasi kepada SE II dipakai perangkat komunikasi yang bekerja pada gelombang elektromagnetik berfrekuensi UHF (Ultra High Frequency) sementara untuk menerima data hasil pengamatan dipakai perangkat komunikasi yang bekerja pada pita gelombang elektromagnetik tipe S (S-band).

Sistem kendali penerbangang SE II memanfaatkan sistem fly by wire dan untuk keperluan navigasi mengandalkan perangkat penentu lokasi Global Positioning System (GPS). Agar data hasil pengamatan SE II juga dapat disaksikan pihak di luar stasiun pengendali pada waktu yang bersamaan maka disertakan unit penerima data mobil (mobile receiver unit). Guna menjalankan seluruh kegiatan operasional ini dibutu*kan tenaga listrik sebesar lima kilo Watt yang dipasok oleh dua unit pembangkit tenaga listrik bergerak skala kecil (mobile genset). Selain itu unit operasional SE II juga melibatkan unit perawatan dan penyedia suku cadang. Seluruh sistem operasional SE II dapat disiagakan kedelapan awaknya dalam waktu dua jam.

spesifikasi
length : 3.6 meter
width : 4.8 meter
height : 1 meter
empty weight 65 kilogram
maximum take-off weight : 100 kilogram
could fly for 6 hrs with max 20 kg weight
petrol consumption 20 liter, could fly for 150 kilometer as high as 30 kilometer
normal cruise speed 120 kilometer per hr
But in emergency the speed could be increased to 150 kilometer perhour so it could fly up to the distance of 300 kilomet

FN Minimi TNI

FN Minimi TNI

Lagi-lagi pabrikan FN BElgia bikin gebrakna didunia senjata si awal era 80-an. Ini terjadi ketika konsep senapan mesin ringan FN Minimi diluncurkan. Tak perlu repot untuk mewujudkan keinginan itu. pihak FN tinggal mencampurkan kehandalan sistem kerja FN MAG dengan senapan Serbu FNC (versi asli SS-1). Hasilnya, Minimi jadi senapan mesin ringan yang mengaplikasikan peluru senapan serbu berkaliber 5,56mm. Terobosan ini jelas punya dampak positif dimedan tempur. 

Terutama pada logistik pasokan Amunisi. Bila kedaan mendesak maka petembak Minimi bisa saja mengadopsi peluru yang dibawa pasukan penyandang senapan serbu. Hal ini setidaknya dibuktikan dari aplikasi sistem pengisian amunisi. Minimi bisa saja dipasangi magasin senapan serbu FNC, kotak berisi 200 peluru, maupun rantai bebas (feed belt).

SPESIFIKASI:
Kaliber: 5,56 x 45 mm NATO
Panjang Total: 1 m
Berat: 7,1 Kg
Jarak Tembak Efektif: 2.000 m
Daya Tembak: 750-1.000 peluru permenit

Grumman F2F

Grumman F2F

Setelah sukses dengan FF-1, maka Grumman kemudian membuat F2F yang terbang pertama kali pada tanggal 31 Oktober 1933. Masih dengan konfigurasi biplane, F2F pada dasarnya adalah versi single seat dari FF-1. F2F lebih lincah dan lebih cepat dibandingkan dengan FF-1. Dibuat sebanyak 55 unit dan digunakan sebagai fighter Angkatan Laut AS dari tahun 1934 sampai dengan tahun 1935.

Specifications (F2F-1) :
Crew : 1
Length : 6.53 m
Wingspan : 8.69 m
Height : 2.77 m
Empty weight : 1,221 kg
Maximum take-off weight : 1,745 kg
Powerplant : 1 x 700 hp Pratt & Whitney R-1535-72 Twin Wasp Junior radial engine
Maximum speed : 372 km/h
Range : 1,585 km
Service ceiling : 8,260 m
Rate of Climbing : 624 m/minute
Armament : 2 x 7.62mm machine guns

M22 Locust Light Tank

M22 Locust Light Tank

Pada tahun 1941 militer AS mulai mengembangkan kekuatan mereka sebagai persiapan jika terpaksa terlibat dalam Perang Dunia II. Salah satunya adalah membangun pasukan lintas udara, dengan melihat keberhasilan pasukan lintas udara Uni Soviet sebelum Perang Dunia II dan aksi pasukan lintas Udara Jerman pada awal Perang Dunia II. Para pejabat militer AS berpikir jika pasukan lintas udara harus bertempur di garis belakang pertahanan musuh, tentu akan lebih baik jika pasukan tersebut dilengkapi dengan kendaraan lapis baja. Pada saat yang bersamaan, militer Inggris juga meminta bantuan AS untuk merancang tank khusus bagi pasukan lintas udara mereka. 

Saat itu pasukan linud Inggris memang sudah memiliki tank Tetrach, namun mengingat Tetrach tidak dirancang khusus bagi pasukan linud maka tentu saja akan lebih baik jika menggunakan ranpur yang memang dari awal dirancang untuk kebutuhan pasukan linud. Dari sinilah kemudian lahir proyek tank ringan khusus untuk pasukan lintas udara yang akhirnya menghasilkan M22 Locust.

M22 Locust dirancang oleh pemerintah AS untuk diangkut dengan menggunakan pesawat transport C-54 (yang sebetulnya juga masih dalam tahap pengembangan), sementara dalam rencana Inggris tank ini akan didaratkan dengan menggunakan glider Hamilcar (yang juga digunakan untuk mengangkut tank Tetrach dalam Operation Overlord). M22 Locust diawaki tiga orang dan memiliki berat sekitar 7,4 ton. Tank ini menggunakan mesin bensin Lycoming O-435T berkekuatan 165 tenaga kuda. Memiliki kecepatan maksimum 64 km/jan dan jarak tempuh 216 km. Dipersenjatai dengan sepucuk meriam M6 kaliber 37mm (50 butir amunisi) dan sepucuk senapan mesin Browning M1919A4 kaliber 0.30 (2.500 butir amunisi).

Pada kenyataannya, proyek tank ini memang tidak berjalan lancar walaupun sempat diproduksi sebanyak 830 unit (dengan 260 unit diantaranya dikirim untuk pasukan linud Inggris). Uji coba dengan pesawat C-54 membuktikan bahwa untuk memasukkan tank ini ke dalam pesawat membutuhkan waktu 24 menit dan waktu 10 menit untuk mengeluarkan tank ini dari dalam pesawat. Hal tersebut tentu saja sangat berbahaya di medan perang, mengingat tank dan pesawat angkutnya akan menjadi sasaran empuk pasukan musuh. Belum lagi ditambah dengan fakta bahwa tidak semua landasan dapat didarati oleh pesawat C-54. Dengan pesawat transport lainnya, yaitu C-82, sebetulnya masalah tersebut terpecahkan. Namun pesawat C-82 masih dalam tahap pengembangan dan baru diproduksi secara massal setelah Perang Dunia II usai.
Hal lainnya yang menjadi masalah bagi tank ini adalah bahwa sebagai tank pasukan linud, M22 Locust dibuat dengan lapisan baja yang seringan mungkin yang bahkan ternyata dapat ditembus oleh proyektil senapan mesin kaliber 0.50. Meriam kalber 37mm yang digunakan juga sudah ketinggalan jaman pada saat tank ini memasuki tahap produksi. Akibatnya tank ini hanya digunakan sebagai sarana laithan dan tidak ada satupun yang digunakan oleh pasukan AS dalam pertempuran. Tank ini pun dihapus dari daftar persenjataan pasukan AS tak lama setelah Perang Dunia II usai.

Satu-satunya pasukan yang menggunakan tank ini dalam pertempuran Perang Dunia II adalah pasukan linud Inggris. Pasukan linud Inggris menggunakan tank ini sebagai sebagai pengganti Tetrach yang dianggap gagal dalam Operation Overlord. Beberapa unit M22 Locust diterjunkan dalam Operation Varsity bulan Maret 1945, menyeberangai sungia Rhine. Tetapi sama halnya seperti tank Tetrach dalam Operation Overlord, M22 Locust dalam Operation Varsity juga tidak banyak berhasil. 

Banyak tank M22 yang digunakan dalam operasi tersebut hancur karena glider yang mengangkutnya terkena tembakan meriam anti serangan udara Jerman atau glider yang bertabrakan pada saat melakukan pendaratan. Beberapa lainnya rusak terkena tembakan artileri Jerman atau karena masalah teknis, sehingga hanya dua unit saja yang benar-benar siap digunakan dalam pertempuran. Dua unit tank yang tersisa itu pun tak lama berada di garis depan karena keberadaan mereka mengundang serangan artileri Jermian yang menimbulkan banyak korban di kalangan pasukan infantri linud.

M22 Locust pun tidak lama berada di daftar persenjataan pasukan Inggris karena pada tahun 1946 Inggris mempensiunkan tank ini dan menjualnya kepada negara-negara lain seperti Belgia dan Mesir. Puluhan tank ini dibeli oleh Mesir dan sempat dipergunakan dalam Perang Arab-Israel tahun 1948.

7TP Light Tank

7TP Light Tank

7TP adalah tank ringan buatan Polandia, yang dikembangkan dari tank Vickers 6 ton buatan Inggris (yang dibeli oleh Polandia pada awal tahun 1930-an). Sebanyak 140 unit tank ini digunakan oleh militer Polandia pada tahun 1934-1939.

Tank seberat 11 ton ini diawaki tiga orang. Menggunakan mesin diesel Saurer berkekuatan 110 tenaga kuda dan merupakan tank pertama di dunia yang menggunakan mesin diesel. Berkecepatan maksimum 32km/jam dengan jarak tempuh 160km Tank ini dipersenjatai dengan sepucuk meriam Bofors Wz 37 kaliber 37mm dan sepucuk senapan mesin Ckm.Wz 30 kaliber 7,92mm.

Hampir semuan tank ini hancur atau berhasil direbut pasukan Jerman dalam serangan Jerman ke Polandia tahun 1939.

Jumat, 18 Maret 2011

RUSTOM

RUSTOM PESAWAT MATA-MATA BARU INDIA

India, Minggu, mengatakan telah menyelesaikan uji coba penerbangan perdana sebuah pesawat mata-mata tak berawak bikinan sendiri, yang telah dikembangkan sebagai bagian dari upaya negara itu untuk mengurangi impor peralatan militer.

"Pesawat itu terbang dalam cara yang tepat seperti yang direncanakan, mencapai ketinggian 3.000 kaki (900 meter), tetap terbang selama 30 menit dan merampungkan semua persyaratan misinya," kata juru bicara Organisasi Riset dan Pengembangan Pertahanan, Ravi Kumar Gupta, dibuat mengenai penerbangan hari Sabtu itu.

Menurut beberapa pejabat, pesawat mata-mata itu, yang dinamai Rustom, Rustom yang artinya prajurit, UAV ini Dilengkapi dengan kamera dan senjata, Rustom dibangun untuk memata-matai pejuang musuh. memiliki waktu penerbangan maksimal 15 jam dan merupakan prototipe yang militer ingin kembangkan ke model yang lebih maju.

Israel, yang tahun 2005 menandatangani perjanjian senilai 220 juta dollar AS (sekitar Rp 1,96 triliun) untuk menjual 50 pesawat mata-mata tak berawak kepada India, tetap salah satu pemasok terbesar pesawat mata-mata ke negara itu. India telah mempercepat usaha untuk memperoleh peralatan militer, termasuk dengan pembelian pesawat mata-mata, sejak serangan di Mumbai tahun 2008 oleh sejumlah gerilyawan yang telah menyebabkan 166 orang tewas dan lebih dari 300 orang terluka.

Amerika Serikat secara tetap menggunakan pesawat mata-mata yang ditempatkan di pangkalan di Afganistan untuk menyerang gerilyawan Taliban dan pejuang terkait Al Qaeda di wilayah suku di bagian barat laut Pakistan.

XM25

XM25 SENJATA CANGGIH AMERIKA YANG DILENGKAPI DENGAN PELURU COMPUTER BALISTIK

XM25 Counter Defilade Target Engagement System adalah senjata berteknologi canggih, Senapan XM25 di bangun atas hasil kerjasama Alliant Techsystems (ATK) Amerika dengan Heckler & Koch Jerman, kalau dilihat sepintas senjata ini menganut tata letak bull pup dengan magazine terletak pada Popor atau butt stock yang dapat dimuati amunisi caliber 25 milimeter lengkap computer balistik dengan chip computer yang tertanam didalam setiap proyektil peluru.

Sedangkan peluru yang digunakan dalam XM25 adalah ber type HEAB (High Explosive Air Burst), FAE thermobaric dan HEAT piercing armor, yang diklaim mampu menembus baja RHA setebal 50mm/2inch. senjata ini sangat mirip dengan Daewoo K11 hanya saja jarak tembaknya 500 meter sedangkan XM25 jangkauannya diklaim mampu menempuh 700 meter atau 200 meter lebih jauh dari Daewoo K11. Berat Senapan ini adalah 12 pon atau setara (5,4 kg) dan panjang 299 inci setara (73,66 cm)

Mekanisme tembakan XM25 adalah pada saat pelatuk ditarik, sebuah chip komputer di dalam proyektil akan mengkomunikasikan sejauh mana ia berjalan. Ini memungkinkan si prajurit meledakkan proyektil itu di depan, atau dibelakang target mirip senjata anti serangan udara kelebihannya bisa dikendalikan ledakannya sehingga membuat musuh hanya bisa berlari, tapi sulit untuk bersembunyi.

Kesemua kecanggihannya senjata XM25 Dibandrol dengan harga US$35000 yang kalau di rupiahkan mencapai Rp. 316.505.000.,-. uniknya dari kesemua kecanggihannya senjata XM25 sangat mudah dipelajari. Dalam hitungan menit, seorang serdadu bisa memakainya. XM25 ini terdiri dari berbagai macam varian

Mitsubishi ATD-X

PROTOTYPE PESAWAT TEMPUR GENERASI KE V JEPANG ATD-X

Semua negara berlomba-lomba membuat pesawat tempur generasi ke lima, tidak terkecuali Negara Jepang. Berikut gambaran pesawat generasi ke lima Jepang.

Mitsubishi ATD-X adalah pesawat tempur generasi ke lima Jepang yang dikembangkan oleh Technical Reaearch and Defalopment Institute (TRDI) dengan tujuan membuat pesawat tempur siluman yang potensial di masa depan yang akan memperkuat pertahanan udara Jepang. Rencana pengembangan pesawat tempur ini resmi diumumkan pada Juli 2007.

Pihak Jepang masih merahasiakan detil dari pesawat ini, tetapi isu yang di dihembuskan pesawat tempur ini mirip dengan desain pesawat US F-22 Raptor. sedangkan dimensi pesawat , Jepang lebih dekat ke Saab Gripen. untuk pembuatan mesin Jepang mempercayakan kepada negara Asing dengan daya dorong 44,5-89 kN (10.000 hingga 20.000 lb),yang masih dalam proses tender yang dikeluarkan pada tahun 2010. Sementara itu, IHI (Ishikawajima-Harima Heavy) bertugas mengembangkan turbofan XF5-1 yang di klaim mampu menyamai M88 Francis, Di antara fitur dari Pesawat tempur ATD-X adalah mempunyai fly-by-optik dengan menggantikan serat optik sehingga memungkinkan data yang akan ditransfer lebih cepat dan aman terhadap gangguan serangan elektromagnetik, Bukan hanya itu saja Pesawat tempur ATD-X ini akan dilengkapi dengan radar buatan dalam negeri yang diklaim mampu menyamai dari radar pesawat tempur yang di buat Nortrop Grumman.F35 AN/APG-81 (AESA) dengan dukungan Electromagnetic Countermeasures (ECM), Electromagnetic measures dan anti jamming sebagai dukungan kemampuan stealth pesawat.

Mengenai gambaran keseluruhan dari pesawat ini pemerintah jepang pernah menampilkan dalam bentuk mockup dipamerkan pada acara Angkasa Luar Jepang, di Yokohama, pada Oktober 2008, Program pesawat tempur ATD-X masih didasarkan pada model uji RCS 2005 dengan sedikit perubahan. Jepang akan membuat Dua prototip yang akan di target tahun 2013 untuk penerbangan perdananya.

GENERAL CHARACTERISTIC

* Crew: 1
* Length: 14.174 meters (46.50 feet)
* Wingspan: 9.099 meters (29.85 feet)
* Height: 4.514 meters (14.80 feet)
* Max takeoff weight: 8 tonnes max takeoff weight alt = 17,636 pounds ()
* Powerplant: 2× IHI XF5-1.
* Dry thrust: 10 tonnes (22,046 pounds) each
* Thrust with afterburner: 15 tonnes (33,069 pounds) eac

M3 Grant/Lee Medium Tank

M3 Grant/Lee Medium Tank

Militer AS boleh dikatakan tertinggal dalam urusan pengembangan tank. Pada akhir tahun 1930-an Jerman sudah memiliki Panzer III dan Panzer IV, sementara Uni Soviet sudah mulai menggunakan tank T-34/76. Baru pada awal tahun 1940-an dan ketika Perang Dunia II sudah berkecamuk maka AS mengembangkan tank untuk pasukan mereka. Salah satu dari hasil pengembangan itu adalah M3 medium tank.

Berbeda dengan Panzer III, Panzer IV, atau T-34/76; maka desain M3 bisa dikatakan ketinggalan jaman karena masih mengikuti desain tank Char B1 buatan Perancis pada masa sebelum Perang Dunia II. Walapun demikian, tank ini tetap digunakan oleh pasukan AS karena pada saat itu mereka tidak mempunyai pilihan lain (karena M4 Sherman masih dalam tahap pengembangan). M3 pun digunakan pada masa-masa awal keterlibatan AS dalam Perang Dunia II.

Walaupun merupakan tank buatan AS, tetapi Inggris yang pertama kali menggunakan tank ini dalam pertempuran. Pasukan Inggris menyebut tank ini sebagai M3 Lee. Setelah muncul M3 versi modifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan pasukan Inggris, maka tank ini kemdian disebut sebagai M3 Grant. Kedua nama tersebut diambil dari nama jenderal dalam perang saudara AS : Robert E. Lee dan Ulysses S.Grant.

M3 medium tank diawaki 7 orang (pada versi M3 Grant menjadi enam orang awak). Tank dengan bobot 30 ton ini menggunakan mesin bensin Continental R975 EC2 berkekuatan 340 tenaga kuda. Memiliki kecepatan maksimum 42 km/jam dan dengan jarak tempuh 193km. M3 dipersenjatai dengan sepucuk meriam M2/M3 kaliber 75mm (46 butir amunisi), sepucuk meriam M5/M6 kaliber 37mm (178 butir amunisi), dan dua sampai empat pucuk senapan mesin ringan Browning M1919A4 (9.200 butir amunisi).
Pasukan Inggris menyukai kemampuan tank ini, terutama meriam kaliber 75mm yang mampu mengimbangi tank-tank Jerman. Namun elevasi meriam yang terbatas mengurangi kehandalan tank ini dalam pertempuran tank.

Selain Inggris, Uni Soviet juga sempat menggunakan tank ini. Sebanyak sekitar 1.300 tank M3 yang dimodifikasi dengan mesin diesel digunakan di front Rusia pada tahun 1942-1943. Pihak Uni Soviet tidak menyukai tank ini karena seringkali tidak berhadaya menghadapi tank-tank dan sejata anti tank Jerman dan menjuluki tank ini sebagai “Seven Men`s Tomb.”

Selain di front Afrika Utara dan Eropa Timur, M3 juga digunakan di front Pasifik. Mayoritas tank M3 yang digunakan di Pasifik adalah milik pasukan Inggris yang bertempur di Cina, Burma, dan India. Tank-tank tersebut banyak diawaki oleh orang-orang India.

Seiring dengan perkembangan yang ada, termasuk kemunculan tank-tank Jerman dari jenis Panzer V Panther dan Panther VI Tiger, serta Panzer IV yang dilengkapi meriam laras panjang kaliber 75mm; ditambah dengan tersedianya tank M4 Sherman dalam jumlah besar maka sejak pertengahan tahun 1943 tank M3 Grant/Lee ditarik dari garis depan. Hanya varian M7 Priest dan M31B1/M31B2 yang tetap digunakan hingga akhir Perang Dunia II.

Krivak Class

Krivak Class, Fregat Unik Milik Rusia

Entah apa yang menjadi pertimbangan para ahli ketika mendesain fregat ini, dengan menempatkan meriam utama pada bagian belakang kapal, sedang bagian depannya diisi dengan kontainer untuk peluncur peluru kendali. Keunikan inilah yang dimiliki oleh fregat dari kelas Krivak, dan mungkin hingga kini belum ada lagi kapal perang yang di produksi dengan menggunakan konfigurasi posisi senjata seperti Krivak. Kapal perang yang mulai di desain sejak akhir tahun 1950an ini. Pada awal beroperasi di tahun 1960an, Krivak mempunyai tugas utama sebagai kapal pemburu kapal selam, dan telah produksi hingga 32 unit, yang sebagian besar pada saat itu dioperasikan oleh Angkatan Laut Soviet, termasuk di dalamnya 8 unit hasil modifikasi yang digunakan oleh KGB Maritime Border Guard sebagai kapal operasi perbatasan, dan setalah runtuhnya Uni Soviet tercatat sebanyak 2 unit di produksi untuk Angkatan Laut Ukraina, namun hanya selesai 1 unit sisanya terhenti di tengah proses produksi karena alasan dana.

Fregat kelas Krivak mempunyai 3 varian, yaitu Krivak 1 yang diproduksi sebanyak 20 unit, Krivak 2 yang diproduksi sebanyak 11 unit dan Krivak 3 yang telah di produksi hingga 7 unit untuk eks Angkatan Laut Soviet dan 2 unit untuk Angkatan Laut Ukraina. Dari varian Krivak 3 muncul lagi varian baru yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Laut India yaitu Talwar class yang hingga kini sudah diproduksi hingga 3 unit. Improvisasi yang tampak mencolok pada Talwar class jika di bandingkan dengan kelas Krivak yang lain, selain desain bentuk lambung kapal adalah, penempatan meriam utama yang tidak lagi dibelakang melainkan di pindah ke bagian depan haluan kapal.

Kapal yang mempunyai panjang 123.5 m dan berat total 3.575 ton ini diproduksi oleh 3 galangan kapal yang berbeda yaitu : Zhdanov yard yang berlokasi di Leningrad, Yantar yard di Kaliningrad, dan yang terakhir Zaliv plant di Kerch. Sebagai kapal pemburu Krivak dilengkapi dengan berbagai senjata maut, untuk penangkal kapal selam dan kapal permukaan Krivak dipersenjatai dengan 1 kontainer yang berisi 4 peluru kendali SS-N-14 Silex ASW, sedang untuk penangkis serangan udara ada 2 peluncur peluru kendali dari permukaan ke udara SA-N-4 dengan jumlah rudal sebanyak 40 buah, sedangkan untuk torpedo Krivak mempunyai andalan 2 X 4 buah tabung 533 mm, dan 2 unit roket anti kapal selam RBU 6000. Asesori maut tersebut masih ditambah lagi dengan 2 buah meriam 100 mm untuk Krivak 2, sedang untuk jenis Krivak yang lain diganti dengan 2 buah meriam 76 mm laras ganda.

CZ700

CZ700

Kaliber: 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt Action
Panjang senapan: 1215 mm
Panjang laras: 650 mm (4 groove, twist 305mm RH)
Bobot: 6,2 kg
Magasen: isi 10 butir peluru

CZ 700M1

Kaliber: 7,62mm NATO (.308 Winchester)
Operasi: Bolt Action
Panjang senapan: 1142mm
Panjang laras: 650mm (4 groove, twist 305mm RH)
Bobot: 5,4 kg
Magasen: isi 10 butir peluru

Senapan runduk seri M700 dikembangkan oleh Czheska Sbrojevka – Uhersky Brod SA,
atau CZUB, republic Ceko. Baik model 700 maupun 700M1 menggunakan sistem
rotating bolt action yang sama dengan 6 lug dibelakang bolt yang terkunci pada
receiver. Keduanya menggunakan megasen isi 10 butir peluru caliber 7,62mm NATO
(.308 Winchester).

Perbedaannya pada rancangan popor dan laras; model 700 memiliki popor yang lebih
berat, sementara 700M1 memiliki popor kayu yang diluminasi. Kedua jenis popor
tersebut dapat disetel panjangnya. Tingkat akurasi diperkirakan sekitar 1 MOA dengan
amunisi 7,62mm NATO 168 grain (10,9 gram) boattail match ammo. seperti M118 Ball.

Westland Sea King Mk 42

Westland Sea King Mk 42

AL India membeli hali Sea King Mk 42 untuk mengganti pesawat Alize yang akan memasuki purna tugas atau untuk sementara dialihkan kepangkalan di darat. Sebanyak 24 heli Sea King yang kemudian dibeli ditempatkan di pangkalan di geladak INS Vikrant. Heli Sea King yang dioperasikan di kapal induk berperan sebagai pesawat anti kapal selam dipersanjatai dengan berbagai beragam torpedo seperti Whitehead A2245 buatan Inggris atau APR-2 buatan Rusia. Jika sedang tidak membawa torpedo, Sea King dilengkapi bom laut dalam Mk 11. Untuk memperkuat daya tempur pada tahun 1983, AL India membeli lagi Sea King versi terbaru, Sea King Mk 42B yang lebih maju. Keunggulan Sea King Mk 42B adalah perangkat avionic yang terintegrasi dengan radar pencari sasaran Super Searcher, dilengkapi sonar pendektesi laut dalam Alcatel HS-12, deteksi sasaran GEC ASQ-902 sonobuoy dan system canggih lainnya. Sementara untuk persenjataannya, Sea King Mk 42B dilengkapi rudal antikapal perang Sea Eagle.

Role Medium-lift transport/utility helicopter
Manufacturer Westland Helicopters
First flight 7 May 1969
Status Active service
Primary users Royal Navy
Royal Air Force
Royal Australian Navy
Indian Navy
Number built 344
Developed from SH-3 Sea King
General characteristics
• Crew: Two to four, depending on the mission
• Length: 55 ft 10 inchi (17.02 m)
• Rotor diameter: 62 ft 0 in (18.90 m)
• Height: 16 ft 10 in (5.13 m)
• Disc area: 3,020 ft² (280 m²)
• Empty weight: 14,051 lb (6,387 kg)
• Loaded weight: 21,000 lb (9,525 kg)
• Max takeoff weight: 21,400 lb (9,707 kg) (overload weight)
• Powerplant: 2× Rolls-Royce Gnome H1400-2 turboshafts, 1,660 shp (1,238 kW) each
• Propellers: Five bladed rotor
Performance
• Maximum speed: 129 mph (112 knots, 208 km/h) (max cruise at sea level)
• Range: 764 mi (664 nmi, 1,230 km)
• Service ceiling: 10,000 ft[citation needed] (3,050 m)
• Rate of climb: 2,020 ft/min (10.3 m/s)
Armament
4× Mark 44, Mark 46 or Sting Ray torpedos, or 4× Depth charges

STORM SHADOW

STORM SHADOW

Salah satu rudal cerdas itu, dan yang paling baru, adalah Storm Shadow. Caranya menuju sasaran mirip rudal Tomahawk, tapi ini rudal khusus yang dirancang untuk menghancurkan target keras seperti bungker dengan cara revolusioner.
Rudal yang sebijinya US $ 1,1 juta itu menggunakan sistem multi-”hulu ledak”, hingga dapat menjebol beton yang diperkeras yang tebalnya dua kali dari yang dapat dilakukan peledak bungker lain.

Sayap

Membuka setelah diluncurkan
Mesin jet turbofan TRI 60-30
Sensor pencitra inframerah untuk mendekati sasaran
Panjang: 5,1 m
Berat: 1.300 kg
Kecepatan: 0,8 kali suara (955 km/jam)
Harga: US $1,2 juta

Storm Shadow terbang menuju sasaran menggunakan dua pemandu: satelit GPS dan Terprom. GPS digunakan untuk memandu rudal menuju sasaran, sementara Terprom dipakai untuk mempertahankan ketinggian terbang rudal yang harus sangat rendah, hingga tak terdeteksi radar pertahanan musuh. Terprom memungkinkan rudal terbang mengikuti kontur permukaan pada ketinggian 30 m.

Betapapun, yang mengerikan dari bom-bom itu adalah buruknya kualitas data target yang diprogram ke dalamnya. Pada perang 1991, dua bom laser menghantam sebuah perlindungan militer di Amariya, distrik di Bagdad, membunuh 400 laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Pada 1999, di Kosovo, kedutaan besar Cina di Belgrade telah diledakkan dengan JDAM, membunuh 3 orang. Konon, kedua kasus salah sasaran itu karena peta yang dipakai masih veris lama.
Peluncuran Rudal :

1. Rudal dilepaskan ±400 km dari sasaran
2. Rudal menukik ke ketinggian 30 m dari permukaan untuk menghindari deteksi radar musuh
3. Di dekat sasaran, rudal naik ke ketinggian. Rudal kemudian melepaskan penutup moncongnya, hingga memungkinkan sensor inframerah memindai target
4. Menghancurkan bungker

Storm Shadow menggunakan sistem senjata yang disebut Bomb Rodal Ordinance Augmenting Charge (BROACH). Sederhananya, ini bom yang meledak beberapa kali. Fase pertama ditujukan untuk mendekati sasaran dengan menghancurkan pelindungnya, fase terakhir untuk menghabisi sasaran yang sesungguhnya

Berikut adalah bagaimana cara Storm Shadow meledak :

1. Sensor inframerah mendeteksi sasaran
2. Ledakan pertama membersihkan tanah dan penutup di atas beton bungker. Ledakan berikutnya yang terarah melontarkan logam panas hingga kedalam 6 meter, menembus atap beton bunker
3. Bom penghancur bunker masuk ke dalam komplek bungker
4. Bom meledak di dalam bungker

1903 Springfield

1903 Springfield

Performa buruk pada senapan Norwegia Krag-Jorgensen yang dipakai tentara AS pada perang Amerika-Spanyol membuat para perancang senjata mencari lagi senjata standar infantri. Mereka “meminjam” senapan Jerman, 7mm Mauser, menambah sedikit modifikasi, dan menciptakan senapan yang bermagasin, yang secara fenomenal menambah akurasi.

1903 dengan cepat mendapat reputasi sebagai senjata api yang akurat dan kuat – pada perang di hutan Belleau pada tahun 1918, Marinir AS bersenjatakan 1903 Springfield memotong serangan balasan musuh dari jarak 700-800 yards. Senapan ini terus digunakan pada Perang dunia II, perang Korea, bahkan sebagai senapan sniper pada perang Vietnam.

Type: Bolt-Action Rifle
Country of Origin: United States
Caliber: 7.62 x 63 mm (.30-06 inch)
Cartridge Capacity: 5 rounds
Muzzle Velocity: Approximately 2,700 feet per second
Rate of Fire: 10 rounds per minute

KRI Rakata (922)

KRI Rakata (922)

KRI Rakata (922) merupakan kapal perang Angkatan Laut Indonesia buatan Amerika Serikat kelas USS Cherokee (dulunya USS Menominee (ATF 73) yang dibangun pada tahun 1942. Ia merupakan bot tunda militer dan diambil alih oleh militer Indonesia pada 1961. Namun pada masa kahir pengabdiannya kapal tersebut dijadikan kapal sasaran. Ia dimusnahkan pada tanggal 19-8-2004 dalam Latihan Operasi Laut Gabungan (Latopslagab) XV/04 TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.

Tidak lebih dari dua menit setelah KRI Rakata terkena rudal Exocet MM-38, rudal Harpoon RGM-84, dan Torpedo SUT, dan akhirnya tenggelam.

Spesifikasi :
* Berat: 1,640 ton penuh
* Dimensi: 62.5 x 11.7 x 4.7 meter/205 x 38.4 x 15.4 kaki
* Dorongan: listrik-disel, 4 mesin disel, 1 shaft, 3.000 bhp, 15 knots
* Awak: 67
* Persenjataan: 1 76.2mm/50cal SP, 2 40 mm, 2 dual 25 mm
* Program: Bekas bot tunda USN WWII.
* Pembuat: United Eng., Alameda, CA.

Leclerc MBT

Leclerc MBT

Merupakan MBT buatan Prancis, dan termasuk dalam jajaran MBT tercanggih yang ada saat ini. Tank ini dibuat untuk menggantikan peran AMX-30 di AB Prancis. Selain dipakai Prancis sebanyak 406 unit, tank ini juga dipakai oleh Uni Emirat Arab sebanyak 388 unit.

Sejarah tank ini dimulai pada 1964, dimana rencana untuk mengganti AMX-30 mulai menyeruak. Pada 1971, seiring dengan makin canggihnya tank-tank Soviet yang menjadi musuh potensial NATO pada waktu itu, Direktorat Persenjataan AD (Direction des Armements Terrestres) memerintahkan pengembangan proyek tank masa depan. Awalnya, Prancis bekerjasama dengan Jerman Barat untuk membuat MBT. Namun akibat adanya permasalahan yang cukup fundamental antara 2 negara tersebut, kerjasama tersebut akhirnya berakhir pada 1982 dan Prancis memutuskan untuk mengembangkan MBT sendiri melalui proyek EPC(Engin Principal de Combat). Sejumlah terobosan yang berbeda dengan MBT Barat pada umumnya diaplikasikan pada proyek ini, antara lain penghematan bobot, penekanan pada system perlindungan aktif, dan penggunaan autoloader. Akhirnya, nama proyek tersebut berubah menjadi Leclerc pada 1986.

Produksi massal batch pertama dimulai pada 1990, kebanyakan dipakai untuk tes di luar negeri. Batch kedua dan ketiga kemudian dikirim, dengan perbaikan pada turret dan lapisan baja pada bodi tank. Sayangnya, kelemahan lain di bagian suspensi dan mesin pun ditemukan, sehingga tank pada batch ini terpaksa ‘pensiun dini’. Kelemahan ini akhirnya bisa diatasi pada batch selanjutnya. Saat ini yang menjadi standart Prancis adalah batch 9, dengan kelengkapan bidik elektronik dari SAGEM. Batch 10 sendiri sudah diperkenalkan pada 2004, dilengkapi dengan system manajemen pertempuran terbaru sehingga tiap-tiap tank mampu bertempur secara lebih terkoordinasi.

Untuk persenjataannya, Leclerc dilengkapi dengan kanon GIAT (Nexter) CN120-26 kaliber 120mm. Secara teoretis, kanon ini mampu menembakkan peluru 120mm standart NATO. Kelengkapan lain meriam ini adalah fume extractor dan autoloader yang dirancang khusus. Kecepatan menembak meriam ini cukup tinggi, sekitar 12 peluru/menit. Autoloader ini sendiri mampu menyimpan cadangan peluru sebanyak 22 peluru, dan 18 peluru lainnya tersimpan pada sasis. Dengan meriam ini, Leclerc mampu menghantam sasaran sejauh 4 km sambil ngebut sampai sekitar 50 km/jam. Sedangkan sebagai senjata pendukung, tank ini dilengkapi senapan koaksial 12,7mm dan senapan 7,62mm yang dikontrol dengan remote.

Untuk proteksi, tank ini menggunakan Galix protection system buatan GIAT. Sistem ini merupakan pelontar granat yang mampu menembakkan berbagai jenis granat asap, tabir anti IR, bahkan granat antipersonnel. Bodi dan turret terbuat dari baja yang diperkeras dan armour yang bersifat moduler. Pada pengembangan terbaru, tank ini dilengkapi dengan NERA untuk menyesuaikan dengan perkembangan lapisan pelindung tank dewasa ini. Dengan bobot hanya sekitar 56 ton (bandingkan dengan Abrams yang ±60 ton) dan dorongan dari mesin V8X-1500 1,500 hp yang dimilikinya, tank ini termasuk memiliki perbandingan power-to-weight ratio yang sangat baik. Jadi secara umum, jika dibandingkan dengan tank-tank NATO yang lain, maka Leclerc sendiri dapat dikatakan setara kualitasnya walaupun belum banyak terjun dalam kondisi peperangan yang sesungguhnya.

Spesifikasi :
Crew : 3 (commander, driver, gunner)
Dimensions:
Hull Length : 6.9m
Overall Length : 9.9m
Width : 3.7m
Height : 2.5m
Combat Weight : 56t
Performance:
Road Speed : 70km/h
Cross Country Speed : 50km/h
Reverse Speed : Over 35km/h
Unfuelled Range : Over 500km
Power-to-Weight Ratio : 27hp/t
Acceleration : 0-32km/h in under 6 seconds
Guns:
Main Gun : 120mm, 52-calibre
Rounds : APFSDS and HEAT
Engagement : 6 targets in just over 30 seconds

Carro Armato M 13/40 Medium Tank

Carro Armato M 13/40 Medium Tank

M 13/40 adalah tank medium pasukan Italia dalam Perang Dunia II dan digunakan antara tahun 1940-1943. Tank seberat 14 ton ini menggunakan mesin diesel SPA 8 TM040 berkekuatan 125 tenaga kuda. Dengan mesin tersebut maka tank ini mempunyai kecepatan maksimum 32km/jam dan dapat menempuh jarak 200km.

Walaupun disebut sebagai medium tank, namun pada kenyataannya tank ini lebih mendekati spesifikasi light tank Sekutu. Persenjataan utama tank ini adalah sepucuk meriam 47mm dengan sekitar 104 butir amunisi. Selain itu masih ada 3-4 pucuk senapan mesin kaliber 8mm dengan sekitar 3.000 butir amunisi.

M 13/40 banyak digunakan oleh pasukan Italia dalam pertempuran di Yunani dan Afrika Utara. Banyak dari tank ini yang rontok dihantam meriam pasukan Sekutu atau ditinggalkan begitu saja di medan perang. Sejumlah tank yang masih utuh kemudian direbut dan digunakan oleh pasukan Australia.

Tank ini bisa dikatakan memiliki banyak kelemahan dibandingkan dengan tank-tank sekutu, apalagi pasukan lapis baja Italia memang kalah terlatih apabila dibandingkan dengan pasukan Sekutu atau Jerman. Pasukan Italia sendiri kemudian mengganti M 13/40 dengan M14/41 dan sejumlah M 13/40 diubah menjadi Semovente 75/18 (self-propelled gun dengan persenjataan meriam 75mm yang ternyata jauh lebih sukses daripada M 13/40).

Usai Perang Dunia II, M 13/40 yang masih tersisa digunakan oleh negara-negara di Timur Tengah. Dalam kudeta di Irak tahun 1963, pasukan partai Ba`ath pimpinan Saddam Husein masih terlihat menggunakan tank buatan Italia ini.

Dassault Super Mystere

Dassault Super Mystere

Dassault Super Mystere adalah hasil pengembangan dari Mystere IV. Pesawat ini berhasil melakukan first flight pada tanggal 2 Maret 1955 dan merupakan pesawat tempur Perancis pertama yang mampu terbang dalam kecepatan supersonik pada keadaan level flight.

Semula Super Mystere dirancang sebagai fighter-bomber, namun kemudian pesawat tempur ini lebih banyak digunakan sebagai attack aircraft setelah munculnya Dassault Mirage III. AU Perancis mengoperasikan Super Mystere dari tahun 1956 sampai dengan tahun 1977 dan pada tahun 1958 menjual 36 unit pesawat ini kepada Angkatan Udara Israel yang kemudian menggunakan pesawat ini dalam Perang Enam Hari di tahun 1967.

Setelah Perang Enam Hari tahun 1967, Peranci melakukan embargo militer terhadap Israel. Namun Israel tidak tinggal diam dan berhasil melakukan modifikasi terhadap Super Mystere dengan bantuan milter AS. Modifikasi yang dilakukan terhadap Super Mystere Israel antara lain adalah penggantian mesin SNECMA Atar 9B dengan mesin Pratt & Whitne J52-P8A dan pemasangan avionik baru. Dengan modifikasi ini maka Super Mystere AU Israel mampu dipasangi peluru kendali udara ke udara jarak pendek Shafir dan terbukti handal ketika digunakan untuk menghadapi MIG-19 Mesir dan Suriah dalam Perang Yom Kippur tahun 1973.

AU Israel mengoperasikan Super Mystere sampai dengan tahun 1975. Pada tahun 1976 sebanyak 12 unit Super Mystere bekas pakai AU Israel dijual kepada AU Honduras. Angkatan Udara Honduras adalah pengguna terakhir Super Mystere dan baru mempensiunkan pesawat ini pada tahun 1989 dan digantikan oleh F-5 E/F Tiger II.

Specifications (Super Mystere B.2)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 44.1 kN SNECMA Atar 1010G-2 afterburning turbojet engine
Length : 14.13m
Wingspan : 10.51m
Height : 4.60m
Weight empty : 6,390 kg
Maximum take-off weight : 10,000 kg
Maximum speed : 1,195 km/h
Range : 870 km combat radius
Service ceiling : 17,000m
Armament : 2 x 30mm Hispano DEFA cannons; 2 x Matra rocket pods (each with 18 x SNEB 68mm rockets); up to 2,680 kg (5,000) of bombs, rockets, or missiles

Grumman F5F Skyrocket

Grumman F5F Skyrocket

SEJARAH & RANCANG BANGUN

Pada tahun 1938, Grumman menyampaikan proposal kepada Angkatan Laut untuk sebuah pemburu bermesin ganda berbasis Kapal Induk. Pengajuan desain dari proposal G-34, desain pesawat itu tidak seperti pesawat yang pernah dipertimbangkan sebelumnya oleh USN. Konsep dari Grumman menyodorkan bobot yang ringan (di bawah 10.000 lbs, berat maksimum lepas landas) & pesawat dibekali dengan dua mesin Wright R-1820 bertenaga 1.200 hp. Berwujud pesawat udara sayap tunggal dengan konfigurasi sayap rendah (low wing), serta panjang sayap yang lebih panjang dari badan pesawat itu sendiri. Pada bagian ekor pesawat yang ternyata sangat pendek, rancang bangunnya itu tidak seperti layaknya bentuk ekor datar dari Bomber B-25 Mitchell, tetapi dengan menaikkan sudutnya yang difungsikan sebagai stabilizer horizontal. Baling-baling diarahkan berputar ke arah yang berlawanan untuk meredam efek dari torsi mesin. Roda ekor sepenuhnya dapat ditarik ke dalam tubuh pesawat. Persenjataan yang diusulkan adalah dua meriam Madsen kaliber 23mm.

PROTOTYPE

Pada 30 Juni 1938, Angkatan Laut memesan satu prototipe, dengan pemberian kode awal XF5F-1. Prototipe pertama mengudara untuk pertama kalinya pada hari April Mop, tahun 1940. Prototipe XF5F-1 menunjukkan prestasi terbang yang baik, mencapai kecepatan maksimum 383mph pada 20.000 kaki. Punya kemampuan menanjak yang lebih baik dari saudaranya, F4F Wildcat. Meskipun dilakukan beberapa modifikasi tambahan, Grumman gagal untuk mendapatkan pesanan produksi dari Angkatan Laut. Sebuah versi yang berbeda dengan hidung panjang dan landing gear roda tiga dibangun untuk Korps Udara Angkatan Darat dengan kode XP-50, walaupun hanya satu prototipe yang dibuat. Bagaimanapun, investasi waktu dan uang yang dihabiskan untuk pembangunan XF5F-1 dan XP-50 itu tidaklah sia-sia. Pesawat ini memberikan data-data dasar yang akan diaplikasikan pada proposal Grumman G-51, yang kelak menjadi pesawat F7F Tigercat. Sementara itu, XF5F-1 berlanjut dalam tugas R&D sampai akhir 1944.

DATA TEKNIS
Tipe : Fighter
Kru : 1, Pilot
Persenjataan : 2 kanon Madsen kaliber 23mm (usulan)

Spesifikasi :
Panjang : 28 '8,5 "
Bobot : 11 '4 "
Lebar sayap : 42 '0 "
Area sayap : 303,5 kaki
Berat Kosong : 8.107 lb
Berat Maksimum : 10.138 lb

Propulsi :
Jumlah Mesin : 2
Mesin : Wright XR-1820-40/42
Tenaga kuda : masing-masing 1200 hp.

Kinerja:
Jangkauan : 1.200 mil
Kecepatan Jelajah : 210 mph
Kecepatan Maksimum : 383 mph
Keinggian : 33.000 kaki

Kamis, 10 Maret 2011

KRI Yos Sudarso (353)

KRI Yos Sudarso (353)

KRI Yos Sudarso (353) merupakan kapal ketiga dari kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Yos Sudarso, salah seorang pahlawan nasional yang gugur diatas KRI Macan Tutul dalam pertempuran laut Aru pada masa kampanye Trikora.

KRI Yos Sudarso merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (F803) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Nederlandse Dok en Scheepsbouw Mij, Amsterdam, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1977-1980. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Sea to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.
Termasuk dalam kelas Ahmad Yani bersama KRI Yos Sudarso antara lain KRI Ahmad Yani (351), KRI Slamet Riyadi (352), KRI Oswald Siahaan (354) KRI Abdul Halim Perdana Kusuma (355) dan KRI Karel Satsuit Tubun (356).

KRI Yos Sudarso menembakkan Rudal permukan-ke-udara Sea Cat dalam sebuah latihan
Karier (ID)

Pembuat:
Koninklijke Maatschappij de Schelde
Mulai dibuat:
25 Juli 1963
Diluncurkan:
19 Juni 1965
Dibeli:
1987
Nama sebelumnya:
Hr. Ms. Van Galen (F 803)
Status:

Karakteristik umum
Berat benanam:
2835 ton
Panjang:
113,4 x 12,5 x 4,2 meter
Lebar:
12,5 meter
Draught:
Unknown
Tenaga penggerak:
30.000 hp
Kecepatan:
28,5 knot
Awak kapal:
183
Persenjataan:
2 x 11,4 cm meriam
2 x Seacat
1 x bom anti kapal selam
6 x mk 44 torpedo
1 x helikopter

1. Data Teknis
KRI Yos Sudarso memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh turbin uap dengan 2 boiler, 2 shaft yang menghasilkan 30,000 shp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.

2. Persenjataan
KRI Yos Sudarso dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan Republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah :
1. 8 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan NPO Mashinostroyeniya SS-N-26 Yakhont dengan jangkauan maksimum 300 Km , berkecepatan 2,5 mach, berpemandu active-passive radar seeker dengan hulu ledak seberat 250 Kg.
2. 4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
3. 1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target udara.
4. 2 Senapan mesin 12.7mm
5. 12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.

3. Sensor dan elektronis
KRI Yos Sudarso diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.

4. Penerbangan
Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.

5. Operasi
Pada tanggal 10 hingga 11 Maret KRI Yos Sudarso 353 tergabung dalam satgas Aru Jaya melakukan operasi penghalauan terhadap kapal ferry Lusitania "si bedhes" Expresso yang bermaksud menuju Dilli, Timor timur tanpa ijin. Operasi berhasil dilakukan tanpa ada peluru yang ditembakkan.

Pesawat Stealth Bird of Pray

Pesawat Stealth Bird of Pray

Namanya juga negara adidaya, tak hanya urusan politik saja yang dibayangi oleh kerahasiaan, soal teknologi, utamanya yang berkaitan dengan militer juga setali tiga uang. Tak percaya? Lihat saja apa yang dilakukan AS di pelataran pabrikan pesawat kondang Boeing, St. Louis pada 18 Oktober lalu. Bukannya roll out sebuah pesawat jenis terbaru melainkan peluncuran pertama di depan publik sebuah pesawat demonstrator rahasianya.

Kalau dicermati kata-kata "peluncuran pertama di depan publik" plus "rahasia", berarti burung besi ini sebenarnya telah lama ada namun diharamkan untuk diketahui khalayak ramai. Dan memang benar, seperti yang disebutkan dalam siaran pers Boeing (18/10), ternyata hasil karya Boeing Phantom Works bernama Bird of Prey ini telah berwujud sejak 1996. Bila menengok lebih ke belakang lagi diceritakan bahwa Pemerintah AS mesti mengucurkan dana sebesar 67 juta dollar AS agar program tersebut bisa dijalankan Boeing mulai 1992 hingga 1999. Sejak awalnya berwujud, Bird of Prey telah melakukan 38 kali uji terbang. Dari penerbangan itu tak diceritakan kendala atau adanya musibah dalam pengujian.

Lantas sekarang apa tujuannya? Kembali merujuk pada keterangan Boeing, Bird of Prey sebenarnya adalah pionir bagi pesawat-pesawat berteknologi siluman (stealth) dan berancang-bangun revolusioner namun layak operasional. Dengan basis platform ini pulalah maka AU AS sekarang mampu mewujudkan kekuatan pesawat tempur siluman.

Secara teknis Bird of Prey mengadopsi konfigurasi kursi tunggal, struktur komposit monokok, peralatan pendukung lapangan yang ekonomis, dan berdimensi mirip pesawat asli. Untuk menghela pesawat sepanjang 47 kaki, rentang sayap 23 kaki, dan berat 7.400 pon, Boeing mengandalkan sebuah mesin turbofan JT15D-5C. Hasilnya, Bird of Prey sanggup melesat hingga kecepatan 260 knots dengan ketinggian maksimal 20.000 kaki.

Tak hanya berhenti begitu saja, saat ini Boeing mengakui menggunakan cetak biru Bird of Prey untuk program selanjutnya. Program dimaksud adalah pengembangan pesawat nir awak berkemampuan tempur (UCAV), X-45A.

Panzerkampfwagen V 'Panther'

Panzerkampfwagen V 'Panther', Hasil Jiplakan Nazi Jerman Atas Tank Rusia T-34!

Tank Panther didesain mengikuti bentuk tank Soviet T-34 yang cukup efektif dalam meningkatkan proteksi terhadap peluru tank musuh yakni armor bagian hull depan dan sampingnya dibuat sloped/miring, teknik ini efektif untuk meningkatkan keselamatan dan kemungkinan peluru musuh memantul.

Awalnya terdapat dua pabrikan menyodorkan Prototype Panther yakni Daimler-Benz (DB) dan Maschinenfabrik Augsburg-Nürnberg AG (MAN) yakni VK3002. Masing-masing memiliki kemiripan dengan desain T-34 Soviet, pabrikan DB menyodorkan versi pembesaran dari T-34 Soviet yakni turret ditempatkan pada bagian depan hull, sedangkan MAN lebih memilih menempatkan turret di bagian tengah hull. Setelah keduanya mengikuti test lapangan prototype MAN menang dan masuk tahap produksi massal. Kemenangan prototype MAN didasarkan pada penilaian performa yang lebih baik dan untuk menghindari friendly fire (prototype DB dinilai dapat menyebabkan kebingungan di lapangan karena mirip T-34 Soviet)

Bobot Panther mencapai 45.500kg, lebih ringan dibanding Tiger yang mencapai 55.000kg. Penyebabnya adalah Panther menekankan proteksi bagian depan dan mengorbankan bagian samping dan belakang. Bagian depan Panther yakni baja setebal 100m dapat menahan hampir semua jenis senjata musuh pada jarak 1.000m, namun bagian samping Panther yang hanya memiliki ketebalan baja 40mm mudah sekali ditembus oleh senjata standar tank sekutu macam kanon 3 inch, 75mm/76mm Sherman. Perakitan Panther memakai sistem interlock layaknya tank2-tank Jerman lainnya. Dan pada varian Late Panther memakai stell wheel guna menghemat pemakainan baja dan karet

Senjata utama Panther adalah kanon laras panjang KWK 42 L/70 kaliber 75mm, konon pada saat test senjata ini memiliki daya tembus yang mematikan. Laras Panther dibuat panjang untuk memaksimumkan kekuatan peluru yang ditembakkan. Senjata tambahan lainnya adalah dua buah machine gun MG34 7.92mm yang berfungsi menghalau infantri lawan, pada versi selanjutnya Panther memiliki machine gun anti pesawat yang dipasang di cupola

Mesin Panther mengandalkan Maybach HL230 P30 yang memiliki kinerja buruk. Pada Panther versi awal sering sekali mesin ini terbakar karena panas mesin, setelah muncul versi baru mesin tersebut masalah itu hilang namun tetap saja mesin tersebut dianggap terlalu lemah untuk menggerakan Panther.

Panther memiliki berbagai varian, mulai dari
-Panther D (versi awal)
-Panther A (versi Mid)
-Panther G (versi Late dengan steel Wheel)
-BergePanther : keperluan recovery tanpa turret
-Beobachtungspanzer V : Panther untuk misi pengintaian dan observasi, dengan senjata palsu
-Befehlspanzer Panther : Panther khusus komando
-Jagdpanther : Panther versi Tank Destroyer, tanpa turret dilengkapi kanon PAK 43/3 / L/71 kaliber 88mm
-Ersatz M10 Panther G : Panther G dengan bentuk M10 tank US, digunakan untuk mengelabuhi sekutu pada "Battle of the Bulge"
-Night Fighting Panther : Panther yang dilengkapi alat Infra-Red sehingga dapat melihat dengan jelas di malam hari
-Panther F : varian Late yang belum sempat diproduksi, menggunakan kanon 88

Total produksi Panther mencapai 4500-6000 unit diproduksi hingga akhir perang.

Panther pertama kali terlibat pertempuran di Kursk 5 July 1943. Saat pertama kali diterjunkan Panther menemui banyak masalah, mulai dari track dan suspensi yang sering rusak sampai mesin yang sering terbakar. Contohnya seperti yang terjadi pada XLVIII Panzer Corps,10 July 1943, hanya 38 Panther yang siap beroperasi 131 lainnya menunggu perbaikan dari total 200 Panther yang diterima tanggal 5 July 1943. Namun hasil pertempuran Kursk cukup menaikkan nama Panther dengan menghancurkan 263 tank Soviet.

Pada saat pertempuran front timur, senjata tank T-34 Soviet (kanon kaliber 76.2 mm) tidak dapat menembus lapisan baja Panther dari depan, awak T-34 perlu menebak Panhter dari samping untuk dapat menghancurkannya. Panther dapat menghancurkan T-34 dengan telak dari jarak 2.000m. Namun di pertengahan perang muncul varian T-34/85 yang memiliki kanon kaliber 85mm yang dapat melumpuhkan Panther dari jarak 500m, malang bagi Jerman, Soviet memproduksi varian ini secara massal. Tank lainnya milik Soviet yang cukup menakutkan bagi Jerman adalah varian IS-2 dengan kanon kaliber 122mm dapat menembus baja hull bagian depan Panther.

Di front barat Panther menemui masalah berat, lebih banyak tank Panther yang hancur akibat pesawat serang darat sekutu macam Typhoon dibandingkan oleh tank sekutu. Saat itu langit Eropa telah dikuasai sekutu, AU Jerman hampir tidak bisa menahan kekuatan udara sekutu yang terus menerus menyerang unit-unit darat Jerman. Sehingga kerap kali saat Panther berkonvoi komandan tank Panther bersiaga di cupola dengan senapan mesin anti pesawat.

Walaupun demikian reputasi tank Panther dapat disamakan dengan tank Tiger. Walaupun Jerman menggolongkan Panther sebagai medium tank namun kerap kali sekutu memasukan tank Panther ke kelas yang sama dengan tank Tiger, yakni heavy tank. Dan Panther cukup ditakuti tank-tank sekutu karena Panther memiliki kecepatan lebih tinggi dari Tiger, dan sering kali menyerang secara ambush.

Tank terberat sekutu waktu itu yakni Pershing dengan kanon kaliber 90mm masih memiliki kesulitan menembus armor depan Panther, walaupun demikian tank ini lebih efektif dibandingkan dengan tank Sherman yang tak mampu menghancurkan Panther dari depan. Dalam pertempuran melawan tank sekutu Panther menjadi andalan, walaupun demikian yang paling ditakuti oleh awak tank panther bukanlah tank musuh melainkan pesawat serang darat musuh. Sehingga awak tank Jerman diberikan kebebasan untuk mengecat kamuflase tanknya sesuai dengan kebutuhan lapangan.

Rata-rata Panther keluar dari pabrikan dengan warna kuning tua, namun dilapangan ditambahkan warna hijau dan coklat untuk mencegah warna yang menyolok terlihat dari udara. Kamuflase yang cukup terkenal adalah kamuflase ambush.

Kamuflase ambush memiliki 3 warna yakni dark yellow, red brown, dan dark green disertai totol2 diseluruh tubuh Panther. Kamuflase ini efektif saat Panther berada dalam kondisi statis maupun di medan hutan-hutan.

Dalam "Battle of the Bulge" dimana Jerman yang terus menerus terdesak mundur sejak sekutu mendarat di Eropa, tiba-tiba pada Desember 1944 melancarkan serangan balasan di pergunungan Ardennes Belgia. Jerman mendesak sekutu mundur hingga 80 Kilometer sehingga jika dilihat di peta daerah Jerman membentuk tonjolan. Disini Jerman mengerahkan unit-unit khususnya yakni tank-tank dan prajurit yang disamarkan mirip dengan milik sekutu. Beberapa tank Jerman seperti tank Panther diubah sedemikian rupa sehingga menyerupai M-10 tank Amerika untuk kemudian disusupkan ke garis belakang sekutu. Namun sayang bagi Jerman siasat tersebut gagal. Seluruh tank Jerman berhasil dihancurkan sekutu.

Pada saat perang berakhir tank-tank Panther masih digunakan oleh Prancis., Inggris dan Soviet!

Tipe: Medium tank
Pengguna: Nazi Jerman
Masa tugas: 1943 - 1945 (Nazi Jerman)
Prancis (setelah perang)
Perang: Perang Dunia II

Sejarah Produksi
Perancang: MAN AG
Dirancang: 1942
Diproduksi: 1942 - 1945
Jumlah yang pernah diproduksi: 4500 - 6000

Spesifikasi
Berat: 45.500kg
Panjang: 6.87 m, 8.66 m dengan tambahan meriam
Lebar: 3.42 m
Tinggi: 2.99 m
Kru: 5 (Driver, radio-operator, commander, gunner, loader)

Lapisan Baja
Baja meriam: 100mm
Bagian depan: 80 mm
Turet samping dan belakang 40-45 mm
Atas/bawah: 25 mm

Senjata utama: 1x 7.5 cm KwK 42 L/70 (79 peluru)
Senjata tambahan: 2× 7.92 mm Maschinengewehr 34 (5.100 peluru)
Mesin: V-12 bensin Maybach HL230 P30
700 PS (690 hp, 515 kW)
Kekuatan: 16 hp (12 kW)/tonne
Suspensi : double torsion bar, interleaved road wheels
Jarak operasional: 250 km
Kecepatan: 55 km/jam (model awal), 46 km/jam (model akhir)

U-Boat type VIIC

U-Boat type VIIC Kapal Selam AL Nazi

U-Boat type VIIC. Merupakan sub varian kapal selam yang paling banyak di pakai AL Nazi (Krigsmarine) selama PDII. Mosnter bahwa laut Bangsa Aria ini terlibat dalam pertempuran Atlantik. Sub varian pertama dari keluarga besar kapal selam Type VII adalah Type VIIA yang di produksi sekitar 10 unit begitu PD I usai. Generasi penerusnya, yaitu type VIIB, punya beberapa perbedaan. Badannya berukuran lebih panjang dua meter ketimbang sang pendahulu. Al Hasil daya tampung BBM dan torpedo jadi lebih besar . Demikian pula dengan urusan mesin. Lebih bertenaga. Perombakan kembali di lakukan ketika VIIC mulai diracik pada tahun 1936. Kali ini penambahan dua terpedo ekstra satu-satunya perubahan. Di perkirakan tak kurang dari 700 unit U-Boat type VII pernah dibuat.

Kehidupan kru U-Boat type II tergolong keras penyebabnya tak lain karena kapal tak di lengkapi dengan sistem pengondisian udara yang mumpuni. Saat kapal di gelar di daerah tropis macam karibia, suhu di dalam ruang mencapai 35 derajat celcius, sebaliknya ketika ia mondar-mandir di wilayah pantai timur Amerika, suhu ruang bisa anjlok hingga 1 Derajat Celcius.

U-Boat type VII punya propeller kembar bersumber tenaga disel. Dengan modal tersebut maka kapa; bisa diajak berlayar hingga kecepatan 17,5 knots. Keampuhan yang pada masanya dianggap lebih dari cukup buat mengejar konvoi kapal suplai sekutu.

Ruang mesin terbilang sempit untuk ukuran sekarang. Padahal situ terdapat dua mesin diesel serta sebuah mesin elektrik. Sementara itu pipa saluran udara disusupkan melalui anjungan. Lantas diteruskan ke atas hingga menyerupai tiang yang cukup tinggi. Ini semua adalah trik agar kapal selam bisa bernafas di kedalaman yang dirasa aman. Mesin dieselnya di fungsikan ketika berlayar sedangkan motor elektrik baru aktif saat kapal menyelam.

Pada bagian atas anjungan terdapat semacam pos pengamatan. Bagian ini lazim disebut dengan nama conning tower. Saat berlayar di permukaan, umumnya empat orang akan di tempatkan di conning tower. Mereka mendapat tugas mengamati kemungkinan adanya target di keempat penjru dengan bantuan teropong. Cara model begini memang harus di pakai. Pasalnya type VII tak memiliki radar sama sekali.

Ruang kendali sepanjang enam meter di tempatkan di belakang kompartemen perwira. Bila di bedah jauh, dibagian tengah ruangan terdapat tabung silinder yang dilengkapi tangga. Ini merupakan jalan menuju ruang bagian dalam conning tower. Disini terdapat mesin telegraph, pos helmet, dan periskop serang.

U-Boat type VIII punya empat tabung torpedo di bagian haluan. Sementara sebuah lagi di taruh di bagian depan kapal. Sisanya yaitu sebuah torpedo di tempatkan di bagian belakang.

Dari semua senjata yang di usung, sesungguhnya kunci keberhasilan armada U-boat hanya satu. Mereka punya bayangan (Silhouette) yang amat rendah ketika mereka akan menghabisi targetnya di malam hari atau saat laut bergelombang . lawan di tanggung bakal kesulitan untuk mengetahui posisi U-Boat.

Kapal Perang Cepat Kelas Laba-Labaper

Kapal Perang Cepat Kelas Laba-Laba untuk Keperluan Anti Kapal Selam

Bagi AL Soviet, konsep mempertahankan wilayah pantai dari terobosan kapal asing rupanya benar-benar telah mendarah daging . Alhasil wajar saja bila negeri ini punya daftar panjang tipe kapal cepat. Dari sekian banyak yang ada, salah satunya adalah Fast Attack Craft (FAC) kelas Pauk.

Pauk atau diartikan dari bahasa Rusia adalah laba-laba. Sesuai dengan aturan AL Soviet kapal ini termasuk jenis kapal MPK ( Maly Protivolodohny Korabl) atau kapal kecil untuk keperluan Antikapal selam. Sesuai dengan konsep pertahanan maritim yang dianut, Pauk dirancang untuk menghalau kemungkinan penyusupan kapal selam asing di wilayah Pantai Soviet.

Pertama kali dipergoki pengamat militer barat pada tahun 1980, kapal ini merupakan kapal perang anti kapal selam terkecil yang pernah dibuat. Merujuk pada silsilahnya, Pauk dilansir guna menggantikan posisi kelas Poti.

SENJATA SPESIAL
Sesuai peruntukannya Pauk memang di bekali dengan beragam senjata maupun perangkat kapal selam. Dimensi kapal yang terbatas tak jadi halangan baginya untuk mengusung sonar model celup (dipping sonar) maupun sonar terpasang pada lambung.

Sekarang bergeser ke soal persenjataan secara garis besar ada dua tipikal senjata yang di bawa. Golongan pertama adalah senjata khusus keperluan antikapal selam. Daftarnya cukup panjang. saat mengejar sasarannya bisa di pastikan empat torpedo kaliber 406 mm dengan sistem pemandu akustik jadi andalannya. Sementara mortir anti kapal selam RBU-1200 kaliber 250 mm terasa lebih ampuh melumat target pada jarak dekat. Terakhir bila memergoki kapal selam musuh yang sedang bersembunyi maka itu artinya merupakan jatah bom-bom dalam (depth charge). Setiap kapal dilengkapi dengan sepasang rel pelepas bom dalam. Fasilitas ini terdapat di bagian buritan kapal.

Senjata golongan kedua yang juga melengkapi Pauk adalah Arsenal anti pesawat. Sebagai pertahanan titik kapal dilengkapi dengan pelontar rudal anti pesawat SAN-5. Selain rudal masih ada lagi sepucuk meriam kaliber 3 inci di dek depan plus kubah kanon gatling AK-630 Kaliber 30 mm. Senjata multilaras ini tertanam di belakang menara.

Selain itu dikabarkan bahwa pihak AL, kapal sejenis juga pernah dioperasikan oleh Dinas Intelijen Soviet, KGB

Selain itu ada beberapa peralatan yang di usung kapal jenis ini antara lain
1. Kubah meriam fungsi ganda (DP) kaliber 3 Inci
2. Antena VHF (Kode NATO : Sprage Star)
3. Pelontar Mortir RBU - 1200
4. Tabung Terpedo kaliber 406 mm
5. Fire Kontrol Kanon Gatting (Kode Nato Base Tilt)
6. Antena IFF (Kode Nato Squere Head)
7. Radar Permukaan (Kode Nato Peel Cone)
8. Antena Multi Frekuensi
9. Kubah Kanon gatling AK-630
10. Rel Peluncur Bom Dalam (Depth Charge)

Hughes H-4 Hercules

Hughes H-4 Hercules

Hughes H-4 Hercules merupakan kapal terbang terbesar yang pernah dibuat dalam sejarah umat manusia. Ini juga merupakan pesawat dengan rentang sayap terbesar yang pernah terbang.

Pesawat ini dibangun pertama kali saat Perang Dunia II masih berlangsung. Pembuatan pesawat ini rampung pada 2 November 1947, dan hanya sempat terbang satu kali sebelum akhirnya pensiun.

Pesawat raksasa itu dibuat oleh perusahaan Hughes Aircraft, dengan konstruksi dari bahan kayu. Huges H-4 berukuran panjang 218 kaki atau 66,65 meter, memiliki rentang sayap 319 kaki (97,54 meter), tinggi 24,18 meter, dan dapat membawa beban 180.000 kilogram (400.000 pons) sejauh 3.000 mil.

Karena alasan sulitnya proses produksi, H-4 kemudian dipensiunkan, dan saat ini dipajang di Evergreen Aviation Museum di McMinnville, Oregon, Amerika Serikat.