Kamis, 10 Maret 2011

Pesawat Stealth Bird of Pray

Pesawat Stealth Bird of Pray

Namanya juga negara adidaya, tak hanya urusan politik saja yang dibayangi oleh kerahasiaan, soal teknologi, utamanya yang berkaitan dengan militer juga setali tiga uang. Tak percaya? Lihat saja apa yang dilakukan AS di pelataran pabrikan pesawat kondang Boeing, St. Louis pada 18 Oktober lalu. Bukannya roll out sebuah pesawat jenis terbaru melainkan peluncuran pertama di depan publik sebuah pesawat demonstrator rahasianya.

Kalau dicermati kata-kata "peluncuran pertama di depan publik" plus "rahasia", berarti burung besi ini sebenarnya telah lama ada namun diharamkan untuk diketahui khalayak ramai. Dan memang benar, seperti yang disebutkan dalam siaran pers Boeing (18/10), ternyata hasil karya Boeing Phantom Works bernama Bird of Prey ini telah berwujud sejak 1996. Bila menengok lebih ke belakang lagi diceritakan bahwa Pemerintah AS mesti mengucurkan dana sebesar 67 juta dollar AS agar program tersebut bisa dijalankan Boeing mulai 1992 hingga 1999. Sejak awalnya berwujud, Bird of Prey telah melakukan 38 kali uji terbang. Dari penerbangan itu tak diceritakan kendala atau adanya musibah dalam pengujian.

Lantas sekarang apa tujuannya? Kembali merujuk pada keterangan Boeing, Bird of Prey sebenarnya adalah pionir bagi pesawat-pesawat berteknologi siluman (stealth) dan berancang-bangun revolusioner namun layak operasional. Dengan basis platform ini pulalah maka AU AS sekarang mampu mewujudkan kekuatan pesawat tempur siluman.

Secara teknis Bird of Prey mengadopsi konfigurasi kursi tunggal, struktur komposit monokok, peralatan pendukung lapangan yang ekonomis, dan berdimensi mirip pesawat asli. Untuk menghela pesawat sepanjang 47 kaki, rentang sayap 23 kaki, dan berat 7.400 pon, Boeing mengandalkan sebuah mesin turbofan JT15D-5C. Hasilnya, Bird of Prey sanggup melesat hingga kecepatan 260 knots dengan ketinggian maksimal 20.000 kaki.

Tak hanya berhenti begitu saja, saat ini Boeing mengakui menggunakan cetak biru Bird of Prey untuk program selanjutnya. Program dimaksud adalah pengembangan pesawat nir awak berkemampuan tempur (UCAV), X-45A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar