Minggu, 20 Maret 2011

M22 Locust Light Tank

M22 Locust Light Tank

Pada tahun 1941 militer AS mulai mengembangkan kekuatan mereka sebagai persiapan jika terpaksa terlibat dalam Perang Dunia II. Salah satunya adalah membangun pasukan lintas udara, dengan melihat keberhasilan pasukan lintas udara Uni Soviet sebelum Perang Dunia II dan aksi pasukan lintas Udara Jerman pada awal Perang Dunia II. Para pejabat militer AS berpikir jika pasukan lintas udara harus bertempur di garis belakang pertahanan musuh, tentu akan lebih baik jika pasukan tersebut dilengkapi dengan kendaraan lapis baja. Pada saat yang bersamaan, militer Inggris juga meminta bantuan AS untuk merancang tank khusus bagi pasukan lintas udara mereka. 

Saat itu pasukan linud Inggris memang sudah memiliki tank Tetrach, namun mengingat Tetrach tidak dirancang khusus bagi pasukan linud maka tentu saja akan lebih baik jika menggunakan ranpur yang memang dari awal dirancang untuk kebutuhan pasukan linud. Dari sinilah kemudian lahir proyek tank ringan khusus untuk pasukan lintas udara yang akhirnya menghasilkan M22 Locust.

M22 Locust dirancang oleh pemerintah AS untuk diangkut dengan menggunakan pesawat transport C-54 (yang sebetulnya juga masih dalam tahap pengembangan), sementara dalam rencana Inggris tank ini akan didaratkan dengan menggunakan glider Hamilcar (yang juga digunakan untuk mengangkut tank Tetrach dalam Operation Overlord). M22 Locust diawaki tiga orang dan memiliki berat sekitar 7,4 ton. Tank ini menggunakan mesin bensin Lycoming O-435T berkekuatan 165 tenaga kuda. Memiliki kecepatan maksimum 64 km/jan dan jarak tempuh 216 km. Dipersenjatai dengan sepucuk meriam M6 kaliber 37mm (50 butir amunisi) dan sepucuk senapan mesin Browning M1919A4 kaliber 0.30 (2.500 butir amunisi).

Pada kenyataannya, proyek tank ini memang tidak berjalan lancar walaupun sempat diproduksi sebanyak 830 unit (dengan 260 unit diantaranya dikirim untuk pasukan linud Inggris). Uji coba dengan pesawat C-54 membuktikan bahwa untuk memasukkan tank ini ke dalam pesawat membutuhkan waktu 24 menit dan waktu 10 menit untuk mengeluarkan tank ini dari dalam pesawat. Hal tersebut tentu saja sangat berbahaya di medan perang, mengingat tank dan pesawat angkutnya akan menjadi sasaran empuk pasukan musuh. Belum lagi ditambah dengan fakta bahwa tidak semua landasan dapat didarati oleh pesawat C-54. Dengan pesawat transport lainnya, yaitu C-82, sebetulnya masalah tersebut terpecahkan. Namun pesawat C-82 masih dalam tahap pengembangan dan baru diproduksi secara massal setelah Perang Dunia II usai.
Hal lainnya yang menjadi masalah bagi tank ini adalah bahwa sebagai tank pasukan linud, M22 Locust dibuat dengan lapisan baja yang seringan mungkin yang bahkan ternyata dapat ditembus oleh proyektil senapan mesin kaliber 0.50. Meriam kalber 37mm yang digunakan juga sudah ketinggalan jaman pada saat tank ini memasuki tahap produksi. Akibatnya tank ini hanya digunakan sebagai sarana laithan dan tidak ada satupun yang digunakan oleh pasukan AS dalam pertempuran. Tank ini pun dihapus dari daftar persenjataan pasukan AS tak lama setelah Perang Dunia II usai.

Satu-satunya pasukan yang menggunakan tank ini dalam pertempuran Perang Dunia II adalah pasukan linud Inggris. Pasukan linud Inggris menggunakan tank ini sebagai sebagai pengganti Tetrach yang dianggap gagal dalam Operation Overlord. Beberapa unit M22 Locust diterjunkan dalam Operation Varsity bulan Maret 1945, menyeberangai sungia Rhine. Tetapi sama halnya seperti tank Tetrach dalam Operation Overlord, M22 Locust dalam Operation Varsity juga tidak banyak berhasil. 

Banyak tank M22 yang digunakan dalam operasi tersebut hancur karena glider yang mengangkutnya terkena tembakan meriam anti serangan udara Jerman atau glider yang bertabrakan pada saat melakukan pendaratan. Beberapa lainnya rusak terkena tembakan artileri Jerman atau karena masalah teknis, sehingga hanya dua unit saja yang benar-benar siap digunakan dalam pertempuran. Dua unit tank yang tersisa itu pun tak lama berada di garis depan karena keberadaan mereka mengundang serangan artileri Jermian yang menimbulkan banyak korban di kalangan pasukan infantri linud.

M22 Locust pun tidak lama berada di daftar persenjataan pasukan Inggris karena pada tahun 1946 Inggris mempensiunkan tank ini dan menjualnya kepada negara-negara lain seperti Belgia dan Mesir. Puluhan tank ini dibeli oleh Mesir dan sempat dipergunakan dalam Perang Arab-Israel tahun 1948.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar