Hingga lebih dari 50 tahun sejak pertama kali muncul, Hercules masih terus diproduksi.
Jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Magetan Jawa Timur Rabu 20 Mei 2009, merupakan tragedi kesekian kali yang menimpa pesawat milik TNI.
Walaupun penyebab kecelakaan masih belum diketahui, sejak awal, Juru Bicara TNI Mayor Jenderal Sagom Tamboen mengatakan bahwa pesawat baru saja mendapat perawatan sehari sebelum kecelakaan dan kondisinya layak terbang.
Sebenarnya, Hercules adalah pesawat yang didesain untuk bertahan di medan yang sulit. Ia mampu mengangkut hingga 20 ton beban, dan mampu tinggal landas dan mendarat di landasan yang buruk. Tak heran bila pesawat ini menjadi pesawat militer taktis bagi pasukan militer di banyak negara, termasuk Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pesawat ini ditenagai oleh empat mesin turbo propeller berkekuatan sekitar 4000 tenaga kuda. Ia dapat terbang di ketinggian 6000 meter dengan kecepatan antara 300-400 mil per jam.
Dengan panjang antara 30-40 meter (tergantung varian Hercules), serta tinggi sekitar sekitar 12 meter, pesawat ini tak hanya dapat mengangkut pasukan, melainkan juga dapat dimanfaatkan untuk mengangkat berbagai macam kargo, mulai dari peralatan militer, panser, hingga helikopter.
Salah satu peristiwa bersejarah terkait pesawat jenis ini, yakni saat pasukan komando Israel melakukan penerbangan ke Entebbe Uganda, Afrika, pada tahun 1976 dengan misi penyelamatan sebuah pesawat komersial yang dibajak dan menyandera hingga 103 penumpang.
Hercules C-130 itu, terbang sepanjang 4000 kilometer dari Israel ke Entebbe, dengan membawa sekitar 200 pasukan komando, beberapa mobil Jeep, serta mobile Mercedes hitam yang dipersiapkan sebagai kendaraan samaran milik Presiden Uganda Idi Amin.
Kini, Hercules C-130 masih memiliki varian teranyarnya, yakni C-130J. Jenis ini sudah mengalami berbagai modifikasi dari model yang lama, Antara lain, ia sudah didigitalisasi, sehingga ruang kokpit bisa dikendalikan oleh lebih sedikit sumber daya manusia.
Oleh karenanya Hercules ini tak memerlukan seorang navigator atau Flight Engineer lagi. Selain itu pembaruan itu juga diklaim mampu memotong hingga 27 persen biaya operasional pesawat.
Tak heran Model baru Hercules ini hingga kini masih menjadi pesawat pilihan bagi angkatan udara Amerika Serikat (USAF), angkata udara Inggris (RAF), angkatan udara Australia (RAAF), angkatan udara Denmark, serta angkatan udara Italia.
Oleh karenanya, pesawat gaek ini sebenarnya masih belum kehilangan pamor. Hercules masih bisa unjuk gigi, juga untuk kegiatan-kegiatan di kalangan warga sipil. Pesawat ini seringkali menjadi andalan untuk mengangkut berbagai bantuan kemanusiaan.
Sejak pertama kali dibuat sekitar tahun 1956, pesawat besutan Lockheed Martin itu, kini menjadi pesawat kelima yang digunakan tanpa henti selama 50 tahun, sehingga sampai kini masih terus diproduksi
Karakteristik umum
Fungsi utama: Intratheater airlift.
Kontraktor: Lockheed Aeronautical Systems Company.
Power Plant: Empat Allison T56-A-15 turboprops; daya kuda 4300, masing-masing mesin.
Panjang: 97 kaki, 9 inci (29,3 meter).
Tinggi: 38 kaki, 3 inci (11,4 meter).
Lebar sayap: 132 kaki 7 inci (39,7 meter).
Speed: 374 mph (Mach 0,57) pada 20.000 kaki (6.060 meter).
Ceiling: 33.000 kaki (10.000 meter) dengan 100.000 pounds (45.000 kg) payload.
Maksimum Takeoff Berat: 155.000 pounds (69.750 kg).
Jangkauan: 2356 mil (2.049 mil laut) dengan maksimum payload; 2500 mil (2.174 mil laut) dengan 25.000 pounds (11.250 kg) kargo; 5.200 mil (4.522 mil laut) dengan tidak ada muatan.
Satuan Biaya: $ 22,9 juta (1992 dolar).
Crew: Lima (dua pilot, seorang navigator, dan insinyur penerbangan loadmaster); hingga 92 atau 64 pasukan payung pasukan atau 74 tandu pasien atau lima standar pengiriman pallets.
Tanggal dikirim: April 1955.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar