APS-3 "Anoa" (Angkut Personal Sedang) adalah pengangkut personel lapis baja 6x6 dikembangkan oleh PT Pindad di Indonesia. APS-3 ini dinamai Anoa, yang merupakan jenis kerbau pribumi ke Indonesia. Prototipe pertama kali diresmikan di ulang tahun ke-61 TNI pada 5 Oktober 2006 di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Selatan.
ANOA telah secara resmi diperkenalkan kepada publik di Indo Defence & Aerospace 2008 setelah ditampilkan dalam parade TNI pada 5 Oktober 2008. Pada tanggal 30 Agustus 2008, 10 APS-3 itu telah diproduksi dengan rencana memiliki 150 kendaraan yang akan diproduksi untuk Angkatan Darat Indonesia. 10 dari Pansers itu diserahkan kepada pemerintah Indonesia melalui Departemen Pertahanan.
Sejarah perkembangan dari Panser Pindad dimulai pada tahun 2003 sebagai akibat meningkatnya intervensi militer di propinsi Aceh. Selama konflik, Angkatan Darat Indonesia mendesak agar diajukan permintaan untuk lendaraan pengangkut personel lapis baja untuk transportasi pasukan.
PT Pindad menanggapi permintaan ini pada tahun 2004, dengan APR-1V (Personal Angkut Ringan) sebuah kendaraan lapis baja 4x4 didasarkan pada sasis truk Izuzu komersial. 14 kendaraan itu dibangun oleh Pindad dan dikirim ke Aceh untuk evaluasi dan pencobaan. Namun, tindak lanjut atas perintah untuk 26 kendaraan lain dibatalkan setelah tsunami 2004.
APC Pindad melanjutkan program pembangunan dengan bantuan dari Badan Untuk Pengkajian dan Penerapan Teknologi atau BPPT pada tahun 2005. Prototipe berikutnya adalah APS-1 (Angkut Personal Sedang), sebuah desain 6x6 yang lagi berdasarkan Disain dari Truck Komersial yang dibuat oleh PT Texmaco. Meskipun tidak dipilih untuk produksi, pengalaman yang diperoleh dalam pengembangan APS-1 meyakinkan Angkatan Darat Indonesia untuk memberi lampu hijau dengan Pindad untuk mengembangkan generasi berikutnya dari kendaraan Panser, APS - 2 pada biaya produksi 600 juta rupiah atau US $ 60.000.
APS-3 berbeda dari pendahulunya yang telah didasarkan pada platform truk komersial. Sebaliknya, "Anoa" menggunakan desain lambung monocoque yang terdiri dari baja komposit. Batang torsi baru sistem suspensi juga dikembangkan untuk Panser. Saat ini, mesin dan transmisi yang diimpor dari Renault. Pengemudi duduk di sebelah kanan kendaraan sementara kendaraan komandan duduk di sebelah kiri.
Pada dasarnya kendaraan dilengkapi dengan sebuah kubah di sebelah kiri kendaraan dan bersenjata dengan 12,7 mm (.50 cal) senapan mesin berat 40 mm atau pelontar granat otomatis. Versi Canon menggunakan CMI Defence's CSE-90 turret dengan Cockerill 90 mm Mk III. Versi ini telah diresmikan di Indo Defence & Aerospace 2008, dan juga telah diumumkan bahwa APS-3 Versi Canon akan digunakan ke dalam Angkatan Darat pada tahun 2010.
Panser Anoa Tipe APC memiliki spesifikasi teknik antara lain Dimensi (P x L x T (mm) : 6000 x 2500 x 2500, Berat (GVW/GCW) (Ton) : 11 / 14, Power to Weight Ratio : 22,85 HP/Ton, Kesepatan (Km/Jam) : 90, Radius Putar (m); 10, Daya Tanjak ; 60% (31*), Kemampuan Mengarung (m): 1; Loncat Parit (m): 0,75, , Kemiringan : 30% (17*), Jarak Tempuh (Km): 600.
Selaim itu di lengkapi dengan mesin Renault Diesel Inlene 6 Cylinder 320 Hp Turbo Charger Intercooler. Transmisi: Automatic ZF 6HP502, 6 forward/1 reverse. Body Hull: Monocoque, Baja Tahan Peluru #8 mm dan #10 mm, Kaca Tahan Peluru # 38 mm. Suspensi : Independent Modular dengan Torsion Bar. Paner Anoa juga diperlengkapi persenjataan : 7,62 mm, 12,7 mm (Infantri, AGL 40 40 mm (Kavaleri). Disamping itu juga diperlengkapi dengan alat komunikasi : Intercom set + VHF/FM (Anti Jamming + Hopping), GPS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar