Jumat, 08 Oktober 2010

Mig 15 “Fagot”

Mig 15 “Fagot”

BILA MiG-17 memainkan peran yang besar dalam Perang Vietnam, maka sang kakak MiG-15 mendapat kemasyhuran dalam Perang Korea (1950-1953).

Atas prestasinya itu, MiG-15 ditahbis sebagai jet tempur swept-winjj pertama yang mencapai sukses di awal perang duo Korea itu. Tidak mengherankan pula, nama MiG-15 kemudian melambung. Pesawat ini berhasil diproduksi hingga 12.000 unit di seluruh dunia. Beberapa negara juga ikut memproduksinya secara lisensi.

MiG-15 masuk gelanggang perang ketika Korut nyaris kehabisan akal. Penyebabnya, pesawat-pesawat tempur propeller peninggalan PD II yang mereka gunakan seperti 11-10 dan Yak-9P hanya jadi sasaran empuk pesawat AS macam F-80 Shooting Star, F-84 Thunder jet, dan bahkan para pengebom B-29 Superfortress. Pengalaman dan kecakapan terbang yang minim di pihak Korut juga ikut berkontribusi. Belum lagi AS pirnya kekuatan tambahan dengan diturunkannya pesawat-peswat milik AL dan Marinirnya.

Dari situlah, Soviet tak mau teknologi luhurnya dilecehkan. Memang di akhir perang Soviet pun tak berarti tidak berdaya sama sekali. Menurut klaim mereka, LAK (Korps Tempur Udara Soviet) berhasil menghancurkan 1.106 pesawat AS selama Perang Korea berlangsung. Kemenangan itu salah satunya dicapai dari proses pembelajaran soal kecakapan tempur pilot agar tidak kalah jauh dari skill para penerbang Paman Sam.

Balik ke persoalan inti, Soviet akhirnya mengambil keputusan untuk melatih sendiri pilot-pilot tempur China dan Korut. Dan, sejak keteteran itu diturunkanlah penempur baru MiG-15 sebagai satu state-of-the art teknologi kedirgantaraan untuk menghadapi jet tempur AS.

Hasilnya, pada 1 November 1950 delapan MiG-15 telah berhasil mengintersep 15 F-51D Mustang, si kuda liar veteran PD II. Walau musuh yang digasak merupakan pesawat propeller, namun pembuktian bertempur di udara mulai ditunjukkan oleh pilot-pilot di kubu Korut. First Lietenant Fiodor V. Chizh adalah salah satu pilot Soviet yang menunjukkan cara bagaimana membunuh F-51D di udara. Berikutnya, tiga MiG-15 juga berhasil mengintersep 10 F-80. Dalam aksi ini First Lieutenant Semyon findorovieh Jominich mencatatkan diri sebagai peraih kemenangan pertama jet vs jet dalam sejarah.

Sebaliknya, Soviet mengalami kekalahan pertama pada 9 November 1950 saat MiG-15 yang diterbangkan Capt Mijail F. Grachev berhasil dirontokkan oleh Lieutenant Commander William T. Amen menggunakan F9F yang terbang dari kapal induk USS Philippine Sen. Selama satu bulan pada November 1950, Soviet mengklaim berhasil merontokkan 27 pesawat Amerika terdiri dari 11 F-80, 7 B-29, dan 9 F 51. (ron) ?

Spesifikasi MiG -15bis Fagot B

Bentang sayap : 33 ft 3 in.

Panjang : 33 ft 4 in.

Tinggi :10 ft 10 in.

Berat Kosong : 8.115 pon.

MTOW :12.288 pon.

Mesin : 1 VK-1A turbojet.

Kec maks : 650 mph.

Ketinggian terbang maks: 49.729 ft,

Jarak jelajah : 1.228 mil.

Awak pesawat :1.

Senjata : Satu kanon N-37 kaliber 37 mm dan dua kanon NR-23 kaliber 23 mm

Proses Kelahiran Mig-15

Sejarah MiG-15 tidak akan lepas dari nama MiG itu sendiri yang merupakan gabungan dari dua nama yakni Artjom Ivanovich Mikoyan dan Mikhail losifovich Gurevich. Keduanya mendirikan biro perancangan pesawat bernama MiG pada 25 Desember 1939. Produksi pertama MiG-15 Fagot A mengudara pada 30 Desember 1948. Setelah itu MiG mengeluarkan beragam varian mulai dari MiG-15PB/S/SVAJ(SU)/SP-1/ SP-5/bis FagotB/bis Aerial Refueling/UTI Midget dan lainnya. MiG-15 juga dibuat di beberapa negara antara lain oleh Czech, Polandia dan China.

MiG Aces

Antara November 1950 – Januari 1952 tak kurang 40 pilot MiG-15 berhasil mendapat titel Ace dengan angka kill minimal lima. Soviet mencatat pilot MiG pertama yang berhasil meraih lima Madalah Captain Stepan Ivanovich Naumenko pada 24 Desember 1950. Beda dengan catatan Soviet, AS hanya mengakui kalau Naumenko hanya meraih tiga kill (satu B-29A, satu F-86A, dan satu F-84E). Soviet juga punya nama besar seperti Colonel Yevgeni Pepelyaev yang membukukan 23 kill serta Nikolai Sutyagin dengan 21 kill.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar